ARTIKEL
FASE PANEN DAN PASCA PANEN CABAI
Di
susun oleh :
Nama : Agus Mas Sadewo
NIM :20130122042
Fakultas
Pertanian
Institut
Pertanian (INTAN)
Yogyakarta
2014
Panen merupakan kegiatan yang dinanti–nanti untuk
menikmati jerih payah selama penanaman, produksi cabai rawit hampir sama dengan
cabai besar, hanya saja umur cabai rawit lebih lama yaitu 2–3 tahun, sehingga
produksi cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai besar.
Cabai rawit dapat dipanen hijau (muda) dan dipanen
merah atau sudah masak. Bila cabai rawit di panen hijau, cabai kelihatan bernas
dan berisi.
Pemanenan cabai rawit. dapat dilakukan 4–7 hari sekali
atau tergantung pada situasi harga pasaran.
1. Pemanenan
. Panen pertama sekitar umur
60-75 hari
. Panen kedua dan seterusnya
2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih
tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
. Setelah pemetikan ke-3
diusahakan melakukan penambahan pemupukan dan penyemprotan dengan bahan organic
agar lebih maksimal pertumbuhan dan buahnya.
2. Cara panen
· Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
· Pemanenan yang baik pagi hari.
· Penyortiran dilakukan sejak di lahan
· Simpan ditempat yang teduh
· Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
· Pemanenan yang baik pagi hari.
· Penyortiran dilakukan sejak di lahan
· Simpan ditempat yang teduh
3. Pasca Panen
- kegiatan pasca penen buah cabai, dapat dilakukan dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai merah yang sehat, bentuk normal dan baik.
- Kemasan diberi lubang angin yang cukup atau menggunakan karung jala.
- Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.
- Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai merah yang sehat, bentuk normal dan baik.
- Kemasan diberi lubang angin yang cukup atau menggunakan karung jala.
- Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.
Selain kegiatan sortasi dan penyimpanan, kegiatan pasca panen
cabai dapat dilakukan dengan membuat produk olahan cabai, diataranya dengan
pembuatan cabai kering, pembautan saus cabai merah, dan tepung cabai.
Secara garis besar pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu pengeringan alami dan pengeringan buatan. Pengeringan alami dapat
dilakukan dengan penyinaran matahari langsung misalnya dengan penyinaran atau
pemanfaatan energi panas. Beberapa cara pengeringan sebagai berikut:
Pengeringan alami/cara petani:
Pengeringan alami/cara petani:
Pengeringan yang umumnya digunakan oleh petani adalah dengan
menggunakan lantai semen atau pasangan batu bata yang diplester. Selain cara
tersebut pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan rak-rak yang dibuat
dari kayu atau anyaman bambu. Pengeringan cara petani mempunyai keuntungan
tidak memerlukan bahan bakar sehingga biaya pengeringan murah, memperluas
kesempatan kerja dan sinar matahari mampu menembus ke dalam jaringan sel bahan.
Sedangkan kerugiannya antara lain: suhu pengeringan dan kelembaban tidak dapat
dikontrol, hanya berlangsung bila ada sinar matahari.
Pengeringan buatan:
Pengeringan buatan dengan energi matahari pada prinsipnya sinar
matahari digunakan sebagai pengganti sumber panas dari bahan bakar pada saat
pengeringan. Pengeringan buatan berbentuk seperti lemari dengan dinding terbuat
dari plastik dan rangka terbuat dari kayu. Jumlah rak disesuaikan dengan besar
dan ukuran alat pengering.
Rancangan alat pengering terdiri dari tiga bagian yaitu
cerobong, ruang pengering, dan kolektor. Kolektor terdiri dari isolator yang
terbuat dari seng bergelombang, yang berfungsi sebagai pengubah sinar matahari
menjadi sumber panas.
Keuntungan pengeringan buatan adalah: (1) tidak perlu dijaga
dari gangguan hujan dan gangguan hewan peliharaan, (2) tidak perlu diangkat
(dibongkar) sebelum kering.
Pengeringan dengan oven:
Alat ini mengunakan sumber panas dari tenaga listrik. Cabai
merah dapat dikeringkan dalam bentuk utuh atau dibelah. Cabai merah yang
dibelah pengeringannya lebih cepat dibandingkan dengan cabai yang dikeringkan
utuh. Pengeringan dengan oven dapat dilakukan pada suhu 60o C selama 20-25 jam.
Untuk menjaga agar warna cabai merah tetap baik, setelah dibelah
cabai segera dikeringkan. Cara lain adalah direndam dalam larutan bisulfit
(Natrium Sulfit/ Natrium Metabisulfit) 0,2 % selama 5-10 menit.
Langkah-langkah pembuatan saus cabai merah adalah sebagai
berikut:
• Pilih cabai merah yang warna merahnya seragam. Cabai yang berwarna hijau atau merah kehijauan tidak dianjurkan digunakan dalam pembuatan saus cabai, karena akan menyebabkan saus cabai menjadi kecoklat-coklatan.
• Pilih cabai merah yang warna merahnya seragam. Cabai yang berwarna hijau atau merah kehijauan tidak dianjurkan digunakan dalam pembuatan saus cabai, karena akan menyebabkan saus cabai menjadi kecoklat-coklatan.
• Setelah dibuang tangkainya, cabai merah dicuci bersih lalu
dikukus sampai matang. Lama pemanasan tergantung pada banyaknya cabai merah yang
dikukus. Setelah matang cabai merah digiling bersama bumbu-bumbu yang terdiri
dari: bawang merah 1%, bawang putih 1%, berdasarkan berat bahan kedua bumbu
tersebut ditambahkan bersama cabai pada saat cabai dihancurkan sampai diperoleh
bubur cabai.
• Selanjutnya bubur cabai dipanaskan dan ditambahkan gula 6%,
garam 2%, dan cuka 0,25% (berdasarkan berat bahan), semua bahan dipanaskan.
Saus cabai yang telah dimasak dimasukan dalam botol, lalu dilakukan
pasteurisasi selama 30 menit.
3. Tepung Cabai
• Pilih cabai yang sehat dan berwarna merah yang seragam.
• Dilakukan pemanasan awal (blansing) 7-10 menit lalu
dikeringkan menggunakan oven atau alat pengering dengan energi surya.
• Setelah kering diangkat dan digiling sampai halus.
• Dikemas dengan pengemasan yang ideal seperti dengan botol kaca
atau polyethylene yang tidak mudah menyerap uap air. Simpan ditempat yang
kering.
• Sebagai tambahan: cabai kering yang telah dibuat tepung dapat
dicampur dengan rempah-rempah lainnya dan dapat digunakan sebagai bumbu siap
pakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar